Memilih dalam Spirit Pertobatan
Surat Penggembalaan Bapelsin XXIX GKJ dalam Rangka Pemilihan Umum 2024
No. SK/2024/B7/SB709/52
Salam sejahtera,
Pada hari Rabu 14 Februari 2024, secara serentak di negara kita akan dilaksanakan pesta demokrasi dalam bentuk pemilihan umum (Pemilu) untuk memilih calon Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) serta pemilihan anggota legislatif (Pileg) untuk memilih calon anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, dan DPD. Pemilu kali ini diikuti 3 pasang calon Presiden dan Wakil Presiden dan 9.917 caleg; yang berasal dari 18 partai politik Nasional dan 6 partai politik lokal Aceh di 84 daerah pemilihan.
Mengikuti pesta demokrasi adalah bagian dari tanggung jawab kita sebagai warga negara. Dalam Pokok-pokok Ajaran Gereja Kristen Jawa (minggu ke 19 dan 20; pertanyaan 178-201), kita semua diajarkan bagaimana harus memahami dan bersikap dalam kehidupan bernegara. Kita semua memahami bahwa pemilu adalah proses bernegara untuk menentukan kepada siapa negara ini akan kita percayakan untuk dikelola dan diawasi. Pemerintah, yang dipimpin oleh Presiden dan Wakil Presiden, adalah penerima mandat rakyat untuk mengelola negara ini. Di sisi yang lain, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) adalah penerima mandat dari rakyat untuk mengawasi pemerintah dalam pengelolaan negara ini. Dengan pemahaman demikian maka penting bagi kita untuk, benar-benar teliti, cermat, dan penuh hikmat, menentukan pilihan dan menyerahkan mandat kita kepada para calon presiden dan wakil presiden serta para calon wakil rakyat yang ada. Untuk itu, Bapelsin XXIX mendorong setiap warga jemaat untuk hadir di TPS dan menggunakan hak pilihnya dengan baik dan bertanggung jawab.
Di sisi lain, kita semua tahu dan merasakan bahwa proses demokrasi di negara kita masih belum mewujud dengan sempurna. Masih saja ada praktik-praktik yang mencoreng wajah demokrasi kita. Hal itu nampak pada praktik-praktik yang tidak elok seperti:
- Menjalankan politik identitas yang berpotensi memecah belah persatuan.
- Menjalankan politik uang (money politic) dalam memengaruhi pemilih menentukan pilihan.
- Menjalankan kampanye hitam (black campaign), baik di dunia maya maupun dunia nyata.
Oleh karena itu secara khusus Bapelsin XXIX GKJ menghimbau kepada:
- Warga jemaat GKJ, yang memiliki hak pilih, datanglah ke TPS dan pilihlah calon presiden dan wakil presiden serta para calon wakil rakyat dengan hikmat. Kenali rekam jejak dan karya-karya mereka yang nyata serta ideologi partai pengusungnya. Tentu kita berharap pemimpin dan wakil rakyat kita adalah mereka yang akan menjaga keragaman (kebinekaan) kita.
- Warga gereja yang terlibat sebagai panitia atau petugas pemilihan umum, kerjakanlah tugas mulia sebagai panitia atau petugas pemilu dengan bermartabat; jujur, adil, dan bertanggung jawab.
- Warga gereja yang ikut berkontestasi dalam pemilu, raihlah kemenangan dengan cara-cara yang elok, sesuai norma etika Kristen yang benar, sehingga kemenangan yang diraih bukan saja membanggakan tetapi juga layak menjadi kesaksian kita dalam dunia politik.
- Gereja, sebagai lembaga (institusi), jauhkan diri pada keberpihakan kepada salah satu calon presiden dan wakil presiden, calon leglislatif, atau pada partai tertentu. Hal itu karena warga gereja memiliki pilihan-pilihan yang beragam.
- Seluruh warga GKJ, hindarkan diri dari politik uang, penyebaran berita bohong (hoaks) dan kampanye hitam, serta polarisasi di masyarakat karena perbedaan pilihan dalam pemilu. Mari kita jaga bangsa dan negara kita dengan mewujudkan pemilu yang bermartabat.
Dalam kehidupan bergereja kita, Pemilu yang akan berlangsung pada tahun 2024 ini juga akan bersamaan dengan perayaan iman kita, yaitu ibadah Rabu Abu. Penting bagi kita untuk mengahayatinya secara bersama, bahwa kehidupan beriman dan bernegara adalah dua sisi kehidupan yang tak terpisahkan dalam diri kita. Kiranya dua hal penting itu tidak saling meniadakan satu dengan yang lain. Bahkan kiranya kedua hal tersebut mendapatkan makna yang saling meneguhkan. Undangan pertobatan yang dikumandangkan dalam ibadah Rabu Abu kiranya bisa menjiwai pesta demokrasi kita dengan menghindarkan diri dari praktik-praktik yang tidak elok.
Bapelsin XXIX berharap pesta demokrasi bisa berjalan dengan baik, lancar, aman, jujur, dan adil. Di sisi yang lain, Ibadah Rabu Abu tetap bisa diselenggarakan dengan memilih waktu yang tidak saling mengganggu, misalnya pada Rabu sore atau malam setelah pemilu selesai dilaksanakan.
Kiranya Kristus, Sang Raja Gereja, senantiasa memberkati dan menolong kita dalam menghayati iman dan berperan dalam hidup bernegara.
Salatiga, 12 Januari 2024
Badan Pelaksana Sinode XXIX Gereja-gereja Kristen Jawa
240116_Surat-Penggembalaan-Bapelsin-XXIX-terkait-dengan-Pemilu-2024