Pdt Binsar Parlindungan Sababalat, S.Th sebagai Eporus GKPM memimpin ibadah pembukaan Sidang MPL PGI. Ibadah menggunakan liturgi GKPM dengan lagu-lagu yang dinyanyikan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Mentawai. Sepanjang ibadah diwarnai dua kali mati lampu dan ada sedikit permasalahan di proyektor. Menariknya adalah nyanyian tetap dinyanyikan dengan lantang secara acapella. Demikian juga saat nyanyian Indonesia Raya juga dinyanyikan dengan lebih keras tanpa musik yang mengalami gangguan.
Setelah ibadah selesai, dilanjutkan sambutan-sambutan dari berbagai pihak. Ada suatu pelajaran penting bagi saya tentang humor seorang pemimpin. Ceritanya ketika pembawa acara menyampaikan bahwa sambutan yang pertama adalah perwakilan dari Kementrian Dalam Negeri. Yang dipanggil tidak kunjung naik ke podium, peserta mulai sedikit resah. Akhirnya pembawa acara menyampaikan maaf dan meralat bahwa yang memberikan sambutan adalah ketua panitia Sidang MPL PGI tahun 2024. Eporus Binsar menyampaikan sambutan sebagai ketua panitia, beliau berkata : “Maaf atas kesalahan, karena memang kesalahan harus lebih dulu, baru kemudian kebenaran”. Kalimat itu mengundang tawa dan memecahkan kekakuan yang timbul karena kesalahan pembawa acara. Inilah pentingnya humor untuk memecahkan kebekuan. Nelson Mandela mengatakan bahwa humor adalah cara terbaik untuk mencairkan ketegangan dan membangun hubunan dengan orang lain. John F. Kennedy menyampaikan hubungan antara humor dan kepemimpinan. Dia menyampaikan : “Seorang pemimpin yang tidak bisa tertawa pada dirinya sendiri tidak bisa memimpin orang lain’.
Isi sambutan-sambutan sangat menginspirasi, seperti catatan dibawah ini :
- Mgr. Vitus Rubianto Solichin, S.X. Uskup Padang menyampaikan pesan penting bahwa gereja dipanggil untuk semakin mistis dan politis. Gereja dipanggil semakin mistis dalam artian gereja harus menyadari bahwa Tuhan sedang dan terus bersama manusia dalam kehidupan. Gereja dipanggil semakin politis merupakan panggilan bahwa gereja harus hadir dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ruang kehadiran itu adalah politik. Seperti pemikiran Dorothee Solle : “Politik dapat menjadi sakramen jika ia berakar pada cinta kasih dan keadilan. Ini senada dengan Juan Luis Segundo : “Politik dapat menjadi sakramen jika ia berpihak kepada orang miskin dan tertindas”.
- Drh. Jefrinal Arifin, Kepala Kesbangpol Sumatera Utara. Menyinggung tentang dua kali mati lampu, tidak lancarnya proyektor. Beliau menyampaikan bahwa semangat harus tetap membara walaupun punya banyak keterbatasan infrastruktur. Ada cara cepat untuk membangun 3T adalah pembangunan infrastruktur teknologi internet.
- Bp Togap Simanungsong. Dirjen Politik dan Pemerintah Umum Kementrian Dalam Negeri. Memberikan dukungan kepada PGI jika Sidang MPL PGI dilakukan di daerah-daerah 3T. Hal ini memiliki dampak penting bagi daerah yang menjadi tuan dan puan persidangan. Daerah 3T akan mendapat perhatian dari pemerintah pusat.
- Dr. Amsal Yuewi, Dirgen Bimas Kristen Kementrian Agama. Mengajak untuk menggunakan hak pilih dengan bijaksana. Pilihlah yang memberikan jejak dan bukti mengawal bangsa dalam kesatuan, NKRI dan Pancasila. Tuhan tidak hanya Alfa dan Omega, tetapi juga Imanuel. Maka rumusannya adalah Alfa – Imanuel – Omega.
- Pdt. Dr. Lintje Pellu. Ketua MPH PGI. MPL PGI adalah rapat kerja untuk menanggapi isu-isu penting kebangsaan dan rencana bersama menanggapi kebangsaan. Pemilihan tuan-puan Sidang MPL PGI bukan tanpa sengaja. Pemilihan tuan-puan Mentawai dan G.K.P.M. menodorong kita untuk bisa merasakan bagaimana kehidupan di G.K.P.M. Selain wadah kerja, Sidang MPL PGI kija juga merasakan iman dalam gerak bersama-sama gereja-gereja di Indonesia.
- Pdt Volker M Daily. Sekjen EUM. Merujuk pada tema ; Aku adalah yang awal dan yang akhir. Kesadaran tentang yang akhir membuat kita menyadari bahwa semua akan berakhir dan segala sesuatu kita pertanggungjawabkan pada Tuhan. Ini mendorong untuk hidup secara Etis sesuai dengan iman kepada Tuhan Yesus Kristus.