“Apakah ada yang menyimpan nomor anggota DPR?” Pertanyaan ini disampaikan oleh Pdt. Christiana Riyadi kepada peserta diskusi yang hadir. “Bukan untuk meminta sesuatu namun untuk menyampaikan sesuatu!” tambahnya.
Ini merupakan gambaran petikan dari diskusi menyambut Pemilu 2024 bertema “Membangun Karakter Jemaat menjadi Pemilih yang Ideal dalam Konteks Demokrasi.” yang diadakan Bapelklas LV GKJ Gunungkidul pada Rabu, 24 Januari 2023 pukul 14.00-16.30 WIB Kantor Klasis GKJ Gunungkidul. Hal ini merupakan salah satu wujud pelayanan bidang sosial, politik dan hukum bagi warga gereja sehubungan dengan pelaksanaan pesta demokrasi di Indonesia.
Kegiatan yang dihadiri 40 orang dari unsur majelis dan pemuda ini dimulai dengan doa dan pengantar dari Ketua Bidang Sospolhum Bapelklas LV GKJ Gunungkidul Pnt. Yohanes Suryo Wibowo, S.H., M.Kn. Selanjutnya penyampaian paparan awal oleh Pdt. Christiana Riyadi, SIP, S.Th. yang membawakan materi tentang “Pengejawantahan Iman Kristen dalam Menentukan Pilihan di Alam Demokrasi.”
Pendeta GKJ Kemadang ini menyampaikan dasar-dasar ajaran dengan mengutip Pokok-Pokok Ajaran Gereja Kristen Jawa yang menguraikan peran orang percaya dalam kehidupan bernegara mendasar pada jati diri setiap orang percaya yang berjabatan imamat-nabiah-rajawi (I Ptr. 2:9-10). Dalam mengambil bagian di tengah-tengah kehidupan bernegara tersebut orang percaya berpegang pada tiga dasar pemahaman, yaitu: 1). Sebagai imam, orang percaya melayani kehidupan bernegara di dalam kebersamaan (solidaritas) nasional, yaitu tercapainya tujuan negara adalah kepentingan, kewajiban dan tanggung jawab bersama. 2). Sebagai raja, orang percaya berpartisipasi (ambil bagian) di dalam menentukan kebijakan penyelenggaraan negara. 3). Sebagai nabi, orang percaya menegur, memperingatkan atau malah menentang segala ketidakadilan, kesewenang-wenangan dan penghinaan terhadap martabat manusia.
Ia juga meyampaikan pengertian partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, antara lain dengan jalan memilih pimpinan negara dan secara langsung atau tidak langsung memengaruhi kebijakan pemerintah (public policy).
“Sangat tidak elok jika orang percaya golput!” tegasnya. Ia menegaskan bahwa gereja memiliki kekuatan meningkatkan kesadaran umat tentang pentingnya pilih pemimpin yang berkarakter baik, integritas, dan komitmen kandidat terhadap pelayanan kepentingan publik. Beberapa catatan penting terkait pemilu, dibagikannya peserta khususnya bagi warga gereja yang ikut dalam kontestasi politik, bahwa perlu mengingat bahwa politik bukan lahan untuk meraih kekuasaan tetapi sarana untuk mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan umum bagi seluruh rakyat Indonesia. Sedangkan bagi warga pemilih jangan pilih pada calon dan partai politik yang mengejar kekuasaan sebagai tujuan tetapi dukung dan pilih mereka yang menggunakan kekuasaan sebagai alat untuk melayani pencapaian kesejahteraan rakyat.
Pemateri kedua oleh Bp. Lasarus Arintoko, S.H, MM salah satu anggota Dewan Pakar DPRD Kabupaten Gunungkidul. Ia menyampaikan materi tentang “Pemimpin yang Ideal dalam Konteks DIY dan Gunungkidul.” Salah satu warga GKJ Susukan ini menyampaikan terkait tentang sejarah keistimewaan DIY, kesulitan kepemimpinan monarkhi dan demokrasi, dan mengingatkan bagian warga gereja dalam peran memilih pemimpin khususnya bagi Gunungkidul. “Perlu orang baik terjun di dunia politik…” pungkasnya.
Setelah berlangsung dua jam, kegiatan ini diakhiri dengan doa oleh Ketua Bapelklas LV GKJ Gunungkidul, Pdt. Stefanus Iwan Listiyantoro.