Bantul, Sabtu 1 November 2025 — Suasana penuh sukacita dan kekhidmatan mewarnai pelaksanaan Sidang Klasis Istimewa Gereja-gereja Kristen Jawa (GKJ) Klasis Yogyakarta Selatan yang berlangsung di GKJ Bantul, Jl. Mgr. Soegijopranoto, SJ No.169 Trirenggo, Bantul. Sidang istimewa ini diselenggarakan dalam rangka ujian peremptoir calon pendeta atas diri Sdr. Bagaskara Prakosa, S.Fil.
Kegiatan dimulai pukul 08.15 WIB dengan ibadah pembukaan yang dipimpin langsung oleh calon pendeta sebagai bagian dari materi ujian. Dalam khotbah bertema “Melayani dari Luka” berdasarkan Yohanes 20:24–29, Sdr. Bagaskara mengajak jemaat dan peserta sidang untuk melihat bahwa setiap pelayan Tuhan adalah pribadi yang juga terluka, namun justru melalui luka itulah kasih dan damai Kristus dapat mengalir untuk melayani sesama. Khotbah tersebut disampaikan dengan reflektif dan menyentuh, menggambarkan kedewasaan spiritual dan kedalaman teologis calon pendeta.
Usai ibadah, sidang dilanjutkan dengan pembukaan resmi oleh Majelis GKJ Bantul yang menyampaikan ucapan selamat datang kepada seluruh utusan gereja se-Klasis Yogyakarta Selatan, utusan Bapelklas, Visitator Sinode GKJ, perwakilan Kementerian Agama, serta tamu undangan lainnya. Dalam sambutannya, Majelis menegaskan bahwa sidang ini merupakan momentum penting bagi gereja untuk meneguhkan kesiapan dan kelayakan seorang calon pendeta dalam menjalani panggilan pelayanannya.
Sidang dipimpin oleh Moderamen Klasis Yogyakarta Selatan, yang memimpin jalannya Sidang Pleno I meliputi laporan Majelis GKJ Bantul sebagai gereja penghimpun, laporan tim pembimbing dan penguji, serta laporan Bapelklas bidang Visitasi. Setelah pemeriksaan kredensi dan pengesahan tata tertib, acara berlanjut pada pemamparan Karya Tulis Akhir (KTA) oleh calon pendeta yang berjudul “Melayani dari Luka: Mengkaji Konsep Wounded Healer Menurut Henri J.M. Nouwen dalam Konteks GKJ Bantul.
Dalam KTA tersebut, Sdr. Bagaskara menegaskan bahwa pelayanan sejati lahir bukan dari kesempurnaan, melainkan dari keberanian mengakui luka dan menjadikannya sumber empati serta solidaritas terhadap sesama. Ia menautkan konsep wounded healer karya Henri Nouwen dengan nilai-nilai Pokok-pokok Ajaran GKJ dan Tata Gereja GKJ, sehingga karya ilmiahnya dinilai relevan, mendalam, dan kontekstual bagi pelayanan masa kini.
Setelah pemaparan, dilaksanakan ujian peremptoir yang mencakup bidang Khotbah dan Pastoral, Sejarah Gereja, PPA GKJ, Tata Gereja dan Manajemen Gereja. Pengujian dilakukan oleh empat pendeta, yaitu:
- Pdt. Korvinus Wahyu Nugroho (bidang Khotbah dan Pastoral)
- Pdt. Yudo Aster Daniel (Sejarah Gereja)
- Pdt. Hendra Kurniawan (PPA GKJ)
- Pdt. Budi Raharjo (TGTL GKJ dan Manajemen Gereja)
Selain itu, sesi tanya jawab juga diberikan kepada utusan utama gereja-gereja se-Klasis dan Visitator Sinode GKJ, yang menyoroti aspek teologis, spiritualitas pelayanan, dan relevansi pastoral. Sdr. Bagaskara mampu menjawab setiap pertanyaan dengan jelas, argumentatif, dan penuh kerendahan hati.
Usai ujian, Sidang Tertutup digelar untuk merumuskan hasil penilaian. Berdasarkan pertimbangan tim penguji, moderamen, dan visitator, Sdr. Bagaskara Prakosa, S.Fil. dinyatakan lulus ujian peremptoir dan layak memangku jabatan pendeta (Layak Tahbis). Keputusan tersebut disampaikan secara resmi dalam Sidang Terbuka pada pukul 14.00 WIB melalui pembacaan Surat Keputusan Sidang Klasis Yogyakarta Selatan, disertai penandatanganan Akta Sidang dan Surat Janji Vikaris.
Suasana haru dan sukacita menyelimuti ruang sidang saat SK diserahkan kepada Majelis GKJ Bantul, Vikaris yang baru, Visitator Sinode, dan Bapelklas. Dalam sambutannya, Vikaris Bagaskara Prakosa menyampaikan rasa syukur atas penyertaan Tuhan dalam seluruh proses panggilan pelayanan yang panjang dan penuh pembelajaran. Ia berkomitmen untuk mengabdikan hidupnya melayani Tuhan dan jemaat dengan hati yang rendah dan terbuka.
Visitator Sinode GKJ dalam sambutannya juga menyampaikan apresiasi atas kesungguhan calon pendeta dalam mempersiapkan diri dan menegaskan bahwa tema “Melayani dari Luka” menjadi cerminan nyata semangat pelayanan GKJ di masa kini — pelayanan yang tidak berpusat pada kuasa, tetapi pada kasih yang menyembuhkan.
Sidang Klasis Istimewa ditutup dengan ibadah penutupan yang dipimpin oleh Pdt. Kris Nur Cahyani, S.Si., diiringi rasa syukur seluruh peserta atas kelancaran sidang dari awal hingga akhir. Melalui keputusan ini, Gereja Kristen Jawa Bantul resmi memiliki seorang vikaris baru, Sdr. Bagaskara Prakosa, S.Fil., yang akan melanjutkan masa pelayanan vikariat sebelum ditahbiskan menjadi pendeta penuh.
Semoga Tuhan Yesus Kristus, Sang Kepala Gereja, terus menyertai langkah-langkah pelayanan Vikaris Bagaskara dan seluruh warga GKJ Bantul dalam menghidupi panggilan untuk melayani dari luka dan menghadirkan kasih yang menyembuhkan di tengah dunia.










