GKJ Kalilangse berada di tengah permukiman padat penduduk di salah satu sisi kota Semarang. Sebagai bagian dari Klasis Semarang Barat, GKJ Kalilangse pun tak pernah terlepas dari konteks. Salah satu konteks yang dihayati dan terus ditanggapi adalah ekonomi.
Topik tentang ekonomi mengemuka dalam sebuah persidangan, yang berlangsung pada Sabtu/ 27 Sept 2025. Sidang istimewa Gereja-gereja Kristen Jawa Klasis Semarang Barat tersebut berlangsung dalam rangka ujian calon pendeta GKJ Kalilangse, yaitu Anggita Budi Cahyaningtyas.
Sdri. Anggita, gadis asal GKJ Adipala, memilih tema Pengembangan Ekonomi Jemaat (PEJ) dalam Karya Tulis Akhir (KTA). Topik itu dipilih berdasarkan hasil riset selama masa pembimbingan dan pendampingan yang berlangsung sekitar 9 bulan.
Sdri. Anggita mengawali percakapan tentang PEJ dengan refleksi tentang Akwila dan Priskila, sepasang suami-istri asal Pontus yang bermitra dengan Paulus di Korintus. Pesan yang hendak diusung adalah semangat untuk mengembangkan ekonomi, dengan tetap membangun pelayanan gerejawi. Dengan demikian, panggilan gereja untuk mewujudkan pelayanan yang holistik dapat dihidupi.
Ujian calon pendeta (peremptoir) berlangsung lancar. Sdri. Anggita dinyatakan layak memangku jabatan pendeta (layak tahbis). Visitator Sinode GKJ, yaitu Pdt. Bernadus M. Eksilimawan dan Pdt. Dwi Argo M. mendorong agar pergumulan tentang PEJ tidak hanya berhenti pada peremptoir, namun dapat terus dihidupi oleh Sdri. Anggita dan GKJ Kalilangse dalam rangka merintis pelayanan PEJ. Sehingga, berbagai gagasan bagus terkait PEJ yang tertuang dalam KTA dapat diejawantahkan dalam pelayanan nyata.
Sidang istimewa tersebut tak hanya dalam rangka peremptoir di GKJ Kalilangse. Ada materi susulan terkait permohonan GKJ Krapyak untuk membentuk tim pembimbing bagi calon pendeta GKJ Krapyak, yaitu Sdr. Sdr. Aldhi Atmaja Putra.
