Pada hari Rabu, 16 Juli 2025, menjadi momentum yang penting dalam kehidupan Sdr. Vik. Kevin Agustian Hutomo, S.FIL. Dalam ibadah penahbisan yang dimulai pk. 09.00 WIB – 11.00 WIB, di GKJ Gabus Sulursari, Sdr. Kevin menerima tahbisan sebagai pendeta ke-3. Ibadah penahbisan dilayani oleh pendeta Pdt. Agung Jatmiko, S.Si, sebagai pendeta konsulen di GKJ Gabus Sulursari. Hadir dalam ibadah penahbisan para Pendeta se-Klasis Purwodadi, Klasis tetangga yaitu Blora Bojonegoro dan Klasis Semarang Timur, serta Bapelsin XXIX GKJ, dan juga turut hadir para Pendeta yang ikut memberkati dalam acara penahbisan vikaris Kevin dari GKJ Jatingaleh, GKJ Kebonarum, GKJ Simo, GKJ Mojosongo, GKJ Baturetno, GKJ Purwantoro, GKJ Nusukan, GKJ Bahtera Kasih, GKJ Susukan, GKJ Bibis Luhur, GKJ Tawangsari, GKJ Gondangwinangun, GKJ Karangnongko, GKJ Sampangan Kradenan, GKJ Mranggen, GKJ Ngesrep, GKJ Ngempon, GKJ Pengging, GKJ Salatiga Utara, GKJ Nusukan, dan GKJ Kendal. Dalam Acara resepsi dihadiri para Forkompimcam Gabus Sulursari, Kemenag Purwodadi, dan perwakilan pemerintah Bupati Grobogan Purwodadi.
Dalam khotbah sulungnya, Vik. Kevin memilih tema Gereja yang Solider, “Mukti Siji Mukti Kabeh,” yang mempuyai arti memperlihatkan perasaan bersatu, senasib sepenangungan dan rasa setia kawan, tema ini menjadi sangat penting untuk disampaikan dan menjadi spirit kehidupan warga Gereja. Selain itu melihat Gereja scbagai lembaga yang menghidupi nilai-nilai Kristen juga dapat mewujudkan aksi nyata, agar tidak hanya bertumbuh, melainkan buahnya juga dapat dinikmati oleh banyak orang. Maka sebagai landasan dasar Firman Tuhan di dalam Kitab I Raja-raja 17: 7-16, tentang kisah Elia yang bertemu dengan janda di Sarfat, dalam bacaan tersebut digambarkan janda sedang mengalami kesusahan karena kekeringan dan sangat miskin. Namun dengan kondisi seperti ini tidak menjadikan seorang janda tersebut lalu ketakutan membagi seluruh kepunvaannya, melainkan bersedia membaginya kepada orang asing yaitu Elia. Dengan kerelaan hatinva, sekalipun berada di tengah situasi yang juga tidak sedang baik-baik saja, janda tersebut bersedia memberi seluruh miliknya dan pada akhirnya janda tersebut juga menerima berkat dan sejahtera dari Tuhan.
Bacaan tersebut menjadi refleksi kaitannya dengan kondisi geografis dan tantangan iklim yang terjadi dalam kehidupan sekitar GKJ Gabus Sulursari, yang digambarkan mengalami kesusahan karena kekeringan, kekurangan air, dan sangat miskin. Maka dalam keterbatasan diri, Gereja sebagai komunitas tubuh Kristus, juga mempunyai tugas seperti janda di Sarfat, mampu memiliki kebesaran hati, tentunya menjadi panggilan bagi Gereja dan jemaat di dalamnya agar dapat berbuah dan dirasakan oleh banyak orang. Dengan memakai kalimat menjadi sebuah jargon “Mukti Siji Mukti Kabeh.” Mukti dalam Bahasa jawa memiliki arti kehidupan yang bahagia, sejahtera, makmur dan berhasil bersama agar benar-benar dirasakan oleh masyarakat dan warga Gereja.
Saat ini dengan segala macam tantangan tersebut, maka Sdr. Kevin sebagai seorang pendeta ditahbiskan agar dapat mewujudkan gereja yang solider, tentu tidak berarti semua beban untuk mewujudkannya hanya dipikul oleh pendeta Kevin. Justru menjadi tugas bersama warga gereja ikut berpatisipatif dan bekerjasama saling melengkapi satu sama lain, maka indahlah kehidupan bergereja.
Pada akhirnya, menjadi doa dan harapan bersama, agar gereja di mampukan melakukan karya nyata terhadap lingkungan dan berusaha mewujudkan kehidupan yang damai, sejahtera, makmur bersama seluruh ciptaan Allah. Kirannya Tuhan Yesus Kristus, Sang Raja Gereja memampukan umat-Nya berkarya. Solideo Gloria.
Gabus Sulursari, 16 Juli 2025








