“Terus Menjadi dan Membangun Jembatan” HUT ke-82 GKJ Jakarta dan Emeritasi Pdt. Hosea Sudarna Dalam khotbahnya, sesekali Pdt. Hosea Sudarna mengangkat tongkat yang ia siapkan dari ranting kayu sederhana. Pasalnya, ia merefleksikan seruan Nabi Mikha kepada TUHAN, agar Ia menggembalakan umat Israel dengan tongkat-Nya (Mikha 7:14). Refleksi itu makin berkesan ketika dalam sebuah video singkat, dicuplik kisah masa kecil Pdt. Hosea Sudarna yang terbiasa angon bebek (“sontoloyo”). Hingga akhirnya 33 tahun sudah ia menjadi pendeta. Menggambarkan betapa pentingnya tongkat bagi karya penggembalaan. Pdt. Hosea Sudarna menegaskan bahwa “tongkat” penggembalaan itu perlu diwujudkan dengan menjadi jembatan yang menghubungkan, bukan memisahkan. Lagi-lagi, refleksi Pdt. Hosea terasa kuat karena ia sendiri terkenal sebagai pendeta yang aktif di kancah oikumene, membangun jembatan dengan gereja lintas denominasi. Pun yang tak kalah penting, ia aktif dalam gerakan-gerakan lintas agama. Tak mengherankan jika dalam rangkaian acara resepsi HUT ke-82 GKJ Jakarta dan emeritasi Pdt. Hosea Sudarna, selain dari kalangan pemerintah daerah, turut hadir pula sahabat-sahabat lintas agama, termasuk anak-anak muda dari sebuah pesantren. Mereka bahkan ikut merayakan dengan bernyanyi dan berpuisi, menggelorakan semangat persatuan sebagai sesama warga Indonesia. Sepanjang ibadah, nampak bahwa kolaborasi dari setiap elemen gereja dilibatkan secara memadai. Mulai dari anak-anak sampai simbah-simbah. Mulai dari nuansa etnis gamelan dan macapat maupun pakaian adat nusantara, hingga nuansa kontemporer melalui alunan musiknya. Selain merayakan ke-Indonesia-an dengan pakaian adat nusantara yang sengaja dipakai oleh para pelayan ibadah. Ibadah yang merefleksikan dua perjalanan, baik itu GKJ Jakarta maupun Pdt. Hosea Sudarna. GKJ Jakarta hendak menghayati sejarahnya sebagai peziarahan. Mulai dari persekutuan kecil yang berpindah-pindah tempat, hingga memiliki tempat ibadah sendiri hingga hari ini. Namun, mereka terus ingin menghayati bahwa Allah senantiasa menggembalakan mereka dengan ‘tongkat’ kasih setia. Karya penggembalaan itu tak hanya mereka warisi dari para generasi pendahulu, namun juga ingin mereka wariskan bagi generasi penerus. HUT ke-82 GKJ Jakarta dan emeritasi Pdt. Hosea Sudarna pun menjadi perayaan syukur yang berkesan. Apalagi, tema tahun 2024 GKJ Jakarta adalah “Hadir bagi Makin Banyak Orang”. Semakin laras dengan semangat penggembalaan yang diusung. Meski sudah memasuki masa emeritus, Pdt. Sudarna tetap menjadi rekan kerja bagi sesama pendeta maupun umat. Hal itu disimbolisasi dengan indah ketika sepanjang doa syukur emeritasi, para pendeta yang hadir merangkul Pdt. Hosea Sudarna. Rangkulan itu menandakan kesediaan untuk terus menjadi rekan yang terus saling mendukung. Pdt. Hosea Sudarna pun tak lantas “nganggur” setelah emeritasi. GKJ Jakarta bahkan memberikan penugasan khusus kepadanya sebagai koordinator program Pastoral Camp. Dalam sambutannya mewakili Bapelsin XXIX GKJ, Pdt. Dwi Argo Mursito mengingatkan pentingnya menyadari keberadaan gereja di tengah peradaban dunia yang terus berubah. Selain menyebutkan bahwa tema bersama Sinode GKJ pun seirama dengan visi, misi dan tema tahunan GKJ Jakarta, Pdt. Argo juga menyebut revolusi ganda: infoteknologi dan bioteknologi yang akan makin mewarnai kehidupan manusia. Maka, karya penggembalaan gereja pun perlu menanggapi hal-hal tersebut. Termasuk perlu mengembangkan karya pastoral yang menghadirkan pembaruan dan pemulihan ciptaan. Ajakan ini terinspirasi dari penggalan lirik lagu yang dinnyanyikan oleh Pdt. Hosea Sudarna di penghujung khotbahnya: “Bridge Over Troubled Water” (Simon & Garfunkel): When you’re weary, feeling small, When tears are in your eyes I will dry them all I’m on your side Oh when times get rough And friends just can’t be found Like a bridge over troubled water I will lay me down Like a bridge over troubled water I will lay me down Akhirnya, selamat ulang tahun ke-82 untuk GKJ Jakarta. Selamat memasuki masa emeritus bagi Pdt. Hosea Sudarna. Teruslah menjadi dan membangun jembatan. |DAM _ Jakarta, Minggu/ 23 Juni 2024