+ (0298) 326684

sinode@gkj.or.id

Follow Us:

Pembukaan Sidang MPL-PGI 2023 di Balikpapan. PGI: IKN Tidak Boleh Menyisihkan Masyarakat Adat

BALIKPAPAN,PGI.OR.ID-Pagi ini (Jumat, 27/01/2023), Sidang Majelis Pekerja Lengkap Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (MPL-PGI) 2023 dibuka oleh Ketua Umum PGI, Pdt. Gomar Gultom, dalam ibadah pembukaan yang dilaksanakan dengan nuansa budaya Dayak yang kental.

Pembukaan Sidang MPL-PGI 2023 ditandai dengan pemotongan pantan yang dilakukan oleh Pdt. Gomar Gultom didampingi Pdt. Jacklevyn Fritz Manuputty, Sekum PGI; Pdt. Simpon F. Lion, Ketua Umum Majelis Sinode GKE; Majelis Pekerja Harian GKE dan Ketua Pelaksana Sidang MPL PGI 2023. Sidang MPL-PGI kali ini dilaksanakan di Balikpapan, Kalimantan Timur, dan bertindak sebagai Tuan/Nyonya Rumah adalah Gereja Kalimantan Evangelis (GKE).

Pdt. Bambang Widjaja (Ketua PGI) mewakili MPH-PGI, dalam sambutannya menekankan pentingnya menaruh perhatian pada kemajemukan masyarakat dan kasih persaudaraan sesuai Pikiran Pokok Sidang MPL kali ini, yaitu: “Spiritualitas Keugaharian: Mewujudkan Masyarakat Majemuk yang Adil, Damai dan Makmur dengan Kasih Persaudaraan”.

Terkait kasih persaudaraan, Pdt. Bambang menyampaikan bahwa kasih persaudaraan telah lama ada di Kalimantan Timur. “Daerah dimana kita berada ini adalah daerah yang sangat dikenal dalam kasih persaudaraan. Itu tercermin dari keberadaan rumah adat Dayak, yaitu Rumah Betang.”

Ia berharap bahwa kehadiran kasih persaudaraan yang menjunjung kemajemukaan, seperti tercermin maknanya di Rumah Betang di Kalimantan Timur dan juga ada di berbagai belahan Nusantara dengan simbol berbagai rumah adat setempat. “Sehingga keberadaan IKN benar-benar mencerminkan budaya nusantara kita. Majemuk dan kasih persaudaraan. Walaupun merupakan ibukota negara, bukan berarti dengan demikian keberadaan IKN menyisihkan masyarakat adat, seperti masyarakat adat Dayak, masyarakat adat Paser, Kutai, Tidung, Banjar dan kelompok-kelompok adat lainnya,” tegas Bambang.

Pdt. Bambang Widjaja dalam bagian lain sambutannya juga menekankan pentingnya kemajemukan dan kasih persaudaraan di tengah tahun politik menuju Pemilu 2024. “Kita tidak ingin apabila di tahun politik ini identitas menjadi bagian dari percaturan politik atau yang biasa disebut dengan politik identitas. Kita ingin bertekad membangun supaya kita dapat menjadikan tahun politik ini sebagai Pesta Rakyat dan bukan persengketaan  diantara rakyat,” tambahnya.

Pada bagian akhir, Pdt. Bambang Widjaja menyampaikan harapan peserta persidangan kepada pemerintah melalui Dirjen Agama Kristen agar arahan Presiden Jokowi saat Rakornas Kepala Daerah dan FKPD pada 17 Januari 2023 terkait jaminan kebebasan beragama dan beribadah dapat terwujud.  

“Ibu Dirjen Bimas Kristen, sementara persiapan persidangan ini, mulai kemarin di antara para peserta ada yang berbisik-bisik di antara sesama, dengan harapan agar salah satu pokok yang disampaikan oleh Bapak Presiden, terkait kebebasan beragama dan beribadah akan benar-benar dapat dituangkan di dalam kenyataan keseharian, baik oleh Pemerintah Daerah maupun oleh Kementerian Agama kita”.

Sementara itu Dirjen Bimas Kristen Kementerian Agama, Dr. Jeane Marie Tulung S.Th., M.Pd, menyampaikan hal senada tentang pentingnya kasih persaudaran dalam kemajemukan. “Kita menyadari bahwa dalam segala perbedaan dan keragaman, kita senantiasa menyadari pula bahwa justru berbeda dan beragam itu, kita penting untuk menyatu dan bersatu”, kata Jeane.

Sidang MPL-PGI 2023 diikuti oleh pimpinan sinode gereja anggota PGI dan pimpinan PGIW/SAG seluruh Indonesia, perwakilan gereja-gereja sebagai peninjau dan lembaga-lembaga mitra PGI. Sidang MPL-PGI ini akan berlangsung 27-31 Januari 2023.

Pewarta: Agung dan Jeirry Sumampow

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Informasi Kontak

© 2022 Created  Sinode GKJ